Diskusi Intelektual #Riset dan Pengembangan


Wah, hari ini luar biasa!! Dikusi Intellektual, berjalan dgn lancar dan menyenangkan.. pada diskin kali ini kami dari Departemen Riset dan Pengembangan membahas mengenai DBS atau Dual Banking System.
Diskusi ini agar makin fokus maka kami arahkan pada sebuah pertanyaan besar yaitu "Bagaimana jika DBS  di terapkan di UGM?" dan benar saja, antusias temen2 dalam membahas topik ini sangat luar biasa. ruangan yg seblmnnya dingin karena ber-AC pun sempat memanas ketika berbagai argumen dan opini mereka sampaikan. 

0 komentar:

DI BALIK DOA YANG TIDAK TERKABUL

Siang yang cerah ini seperti biasa waktunya jam istirahat (ada yang makan siang, nonton tv, tiduran, atau hanya sekedar online di media sosial), aku gunakan waktu siangku ini untuk bersilahturahim dengan temen2 di media sosial, lewat twitter dan facebook. tak selang beberapa lama, salah seorang teman di facebook men-share sebuah kisah yang ditulis pada Fanspagenya Ustadz Yusuf Mansur. Setelah aku membacanya ternyata menarik juga buat kita renungkan bersama. Nah, berikut kisahnya, semoga kita dapat mengambil pelajaran  yang ada dalam kisah ini.

-DI BALIK DOA YANG TIDAK TERKABUL-

Ada seseorang yang rajin berdoa, minta sesuatu sama Allah. Orangnya sholeh. Ibadahnya baik. Tapi doa tak kunjung terkabul. Sebulan menunggu masih belum terkabul juga. Tetap dia berdoa. Tiga bulan juga belum. Tetap dia berdoa. Hingga hampir satu tahun doa yang ia panjatkan, belum terkabul juga. Dia melihat teman kantornya. Orangnya biasa saja. Tak istimewa. Sholat masih bolong-bolong.

Kelakuannya juga sering nggak beres, sering tipu-tipu, bohong sana-sini. Tapi anehnya, apa yang dia doain, semuanya dipenuhi. Orang sholeh ini pun heran. Akhirnya, dia pun dateng ke seorang ustadz. Ceritalah dia permasalahan yang sedang dihadapi. Tentang doanya yang sulit terkabul padahal dia taat, sedangkan temannya yang bandel, malah dapat apa yang dia inginkan.

Tersenyumlah ustadz ini. Bertanyalah si ustadz ke orang ini. Kalau Anda lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, maen musiknya gak bener, suaranya fals, bagaimana? Orang sholeh tadi menjawab, segera saya kasih pak ustadz, gak nahan ngeliat dan ndengerin dia lama-lama di situ, sambil nyanyi pula.

Kalau pengamennya yang dateng rapi, main musiknya enak, suaranya empuk, bawain lagu yang kamu suka, bagaimana? Wah, kalo gitu, saya dengerin ustadz. Saya biarin dia nyanyi sampai habis. Lama pun nggak masalah. Kalau perlu saya suruh nyanyi lagi. Nyanyi sampai sealbum pun saya rela. Kalau pengamen tadi saya kasih 500, yang ini 10.000 juga berani, ustadz.

Pak ustadz pun tersenyum. begitulah nak. Allah ketika melihat engkau, yang sholeh, datang menghadap-Nya, Allah betah ndengerin doamu. Melihat kamu. Dan Allah pengen sering ketemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Allah, ngasih apa yang kamu mau itu gampang betul. Tapi Dia pengen nahan kamu biar khusyuk, biar deket sama Dia. Coba bayangin, kalo doamu cepet dikabulin, apa kamu bakal sedeket ini? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu dapatkan kemungkinan besar jauh lebih besar dari apa yang kamu minta.

Beda sama temenmu itu. Allah gak mau kayaknya, dia deket-deket sama Allah. Udah dibiarin biar bergelimang dosa aja dia ini. Makanya Allah buru-buru kasih aja. Udah. Jatahnya ya segitu doang. Gak nambah lagi.

Dan yakinlah, kata pak ustadz, kalaupun apa yang kamu minta ternyata gak Allah kasih sampai akhir hidupmu, masih ada akhirat, nak. Sebaik-baik pembalasan adalah jatah surga buat kita. Nggak bakal ngerasa kurang kita di situ.

Tersadarlah orang tadi. Ia pun beristighfar, sudah berprasangka buruk kepada Allah. Padahal Allah betul-betul amat menyayanginya. Semoga kisah ini menjadi dapat pelajaran bagi kita semua... Aamiin

Klik Like dan Bagikan di halamanmu agar kamu senantiasa ingat bahwa Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa bagi hamba-Nya yang bertakwa.


0 komentar:

Komik Ekonomi Islam






0 komentar:

Peran dan Fungsi Riset dalam Perkembangan Ekonomi Islam

Oleh: Riki Wahyu Fauziadi
Ekonomi Islam pada akhir-akhir ini mendapat suatu perhatian besar, baik di negara berkembang ataupun negara maju. banyak kajian dan riset yang meneliti tentang perkembangan ekonomi Islam.  Tak terkecuali, penelitian-penelitian yang dilakukan oleh kaum intelektual seperti yang ada di perguruan tinggi. Sebagai contohnya di Indonesia, ekonomi Islam tidak hanya diajarkan di perguruan tinggi Islam saja. akan tetapi, juga diperkenalkan di perguruan tinggi negeri. Lebih dari itu, selain di peroleh dari pendidikan formal mereka juga jatuh bangun dalam usahanya memperoleh ilmu ekonomi Islam, seperti diadakannya berbagai riset, seminar, kajian diskusi intelektual dan lain sebagainya. Para intelektual tidak bosan-bosannya mencari berbagai referensi untuk turut serta dalam memperjuangkan dan  membangun ekonomi Islam ini, bahkan sebagian diantara mereka rela untuk langsung turun ke lapangan guna meneliti, mengkaji, dan menganalisi perkembangan ekonomi Islam.  Ketertarikan dalam melakukan penelitian ini didasarkan pada kesadaran akan pentingnya ekonomi Islam sebagai salah satu disiplin ilmiah yang sebenarnya bisa diwujudkan dengan membentuk suatu teori ataupun postulat. Kepekaan dalam memperhatikan perubahan ekonomi yang sedang terjadi ini merupakan sesuatu yang harus digali dan dikaji lebih lanjut. sebagai peneliti yang berkencimpung di dalamnya, maka sewajarnya kita mengetahui bahwa ekonomi Islam ini tidak hanya sebagai terapan praktis akan tetapi juga harus memperhatikan akan perkembangan akademis-teoritis itu sendiri. Dalam catatan sejarah ekonomi Islam dimulai dari zamannya Rasulullah hingga terus mengelami perkembangan dari waktu ke waktu, kemudian muncullah saat ini terdapat tiga arus pemikiran utama, yaitu, Mazhab Baqir al-Sadr, Mazhab Mainstream, dan Mazhab Alternatif. Dari ketiga mahzab tersebut memiliki karakteristik masing-masing dengan berbagai aspek dan sudut pandang tersendiri. Perbedaan pemikiran tidak kemudian membuat ekonomi Islam ini terkotak-kotak satu sama lainnya. Akan tetapi, disini justru menjadi warna dalam ekonomi Islam itu sendiri, untuk saling membenah dan memperbaiki satu sama lain.
Peranan riset untuk mengkaji, meneliti, serta mengungkapkan berbagai macam kasus, baik yang telah terdahulu atau pun yang baru muncul akhir-akhir ini merupakan suatu upaya untuk menciptakan ekonomi Islam itu tak sekedar menjadi postulat akan tetapi bisa terciptanya suatu sistem yang berkeadilan dan stabil. Kita sendiri menyadarinya bahwa kehidupan manusia semakin kedepan menjadi semakin kompleks. Hal ini juga nantinya akan menimbulkan suatu permasalahan yang mungkin akan menjadi kompleks juga, misalkan dalam lingkup ekonomi bisa saja ada suatu produk baru yang dikemas sedemikian rupa sehingga itu merupakan bentuk lain dalam ekonomi konvensional yang masih mengandung unsur riba, gharar, masyir dan taqlis.  Disnilah peran riset sejauh mana ia dapat mengkritisi berbagai peristiwa tertentu yang nantinya, dengan hasil riset tersebut dapat menunjukkan solusi sejauh mana ekonomi itu tumbuh secara adil dan stabil.

Semangat dalam melakukan penelitian dan pengkajian tetap memberikan sikap kritis  sebab dalam perjalanannya akan menemukan berbagai macam sudut pandang dalam menanggapi suatu permasalahan yang sama. Islam sebagai fundamental atas seluruh aktivitas kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, pemberian power antara ruh dan spirit ekonomi Islam seharusnya dapat berjalan secara bersinergis. Hal ini perlu diterapkan agar dalam melakukan riset tidak hanya dilakukan dengan pendekatan parsial-pragmantis.  Namun lebih mengarahkan kepada hal-hal yang menjadi dasar dan filosofi dari ekonomi Islam itu sendiri. Dalam hal ini, pelaksanaan riset dapat dilakukan dengan menonjolkan akar keilmuan, dan tidak hanya berkonsentrasi pada buahnya saja, sehingga ketika hal ini dapat benar-benar diterapkan maka ekonomi Islam itu tidak hanya berbicara secara normatif tetapi mampu menjelaskan berbagai data, informasi dan argumen yang lebih empiris. Proses pengkajian dan pernelitian seharusnya dapat membuka diri untuk ikut mempelajari fakta-fakta sistem ekonomi yang telah diterapkan di dunia barat maupun timur sebagai perbandingan dalam memberikan analisis serta argumen didalam penelitian. Selain itu,  pendekatan dalam ekonomi Islam juga harus dapat memperdalam ajaran Islam  sebagai dasar dalam ekonomi Islam sehingga hasil dari riset tidak hanya berbicara mengenai  logika-logika manusia akan tetapi dapat menghasilkan suatu disiplin ilmiah baik secara intelektual maupun nurani.

0 komentar: